Seorang sahabat menghubungi saya. Saya pun agak kaget menerima telpon darinya karena sudah lama tidak bertemu. Sahabat saya ini perempuan lho...awalnya dia menanyakan kabar dan bilang sudah kangen tidak bertemu dan reuni dengan saya. Memang kita adalah sahabat sejati. Bila saya susah, dia ikut merasakan kesusahan saya. Bila saya senang, betapa senangnya pula dia. Begitu juga sebaliknya. Kami sudah seperti soul mate. Memang kami soul mate..hehe..
Ditengah pembicaraan kami, tiba-tiba dia menangis dan bilang bahwa dia sedang gundah, kesal, marah dengan orang-orang yang sudah mendiami dia, cuekin dia.
Saya tanya siapa yang sudah cuekin dan diamin dia. Dia bilang, orang yang dia sayangi yaitu ibunya dan kakaknya yang perempuan. Atas dasar apa mereka cuekin sahabat saya itu, maaf --off the record-- Saya tidak bisa kemukakan disini. Dan itu membuat isak tangisnya semakin menjadi.
Dia minta pendapat ke saya bagaimana supaya dia keluar dari masalah yang menjadi beban buatnya. Setelah saya pikirkan masak-masak, saya anjurkan ke dia supaya bersikap "mengalah". "Tegur sapalah mereka dan jangan sekali-kali memperlihatkan wajah yang tidak enak. Senyum dan berbicaralah dengan mereka, kalau perlu minta bantuan mereka. "Bantuan" disini bukannya materi ya..maksudnya hanyalah pemanis kata supaya mereka merasa bahwa mereka juga dibutuhkan oleh sahabat saya itu.
Esok harinya sahabat saya itu telepon lagi, dengan suara yang santai dan saya rasakan dia kelihatan begitu menikmati harinya. Saya tanyakan ada apa dengan perbedaan kemarin dan hari ini, lalu dia menjawab : Terima kasih sahabat, kamu sudah membuka mata hati dan pikiranku kemarin untuk melakukan satu hal "mengalah". Dia bilang sekarang hubungan antara ibu dan kakak perempuannya berjalan harmonis. Dia sungguh sangat berterima kasih ke saya. That's what friends are for...
Sesungguhnya tidaklah berat melakukan sikap "mengalah". Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah bila kita mengalah antara satu dengan yang lain. Jadi janganlah merasa kalah apabila kita "mengalah". Mengalah yang kita lakukan adalah untuk kemenangan batin kita melawan hawa nafsu kita.
Manusia memang tidak lepas dari godaan untuk marah, kesal, tetap pada pendirian untuk tidak menegur sapa duluan apabila terjadi pertengkaran, gengsi dijunjung tinggi. Buat apa gengsi kalau batin ngga tenang.
Dan disini saya juga terima kasih kepada sahabat saya itu, dengan adanya kontak batin antara saya dengan sahabat saya itu, saya juga jadi lebih dekat dengan soulmate saya, sahabat saya, yang selalu berada didalam diri saya. Yang selalu mengikuti saya dimanapun saya berada. Terima kasih sahabat.
No comments:
Post a Comment